Jumat, 22 Mei 2015

ASKEP KATARAK



1.     DEFINISI
Katarak adalah opasitas lensa atau kekeruhan lensa. Katarak dapat terjadi disatu atau kedua mata dan pada setiap kelompok usia. (Brunner & Suddarth, Ed. 12)

2.    KLASIFIKASI
Berdasarkan pada usia, katarak dapat dibedakan menjadi :
A.    Katarak Kongenital
Katarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat pembentukan lensa. Kekeruhan sudah terdapat pada waktu bayi lahir. Katarak ini sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita rubella, diabetes mellitus, toksoplasmosis, hipoparatiroidisme, dan galaktosemia.
B.    Katarak Senile.
Katarak senile ini adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. Katarak senile ini jenis katarak yang sering ditemukan dengan gejala pada umumnya berupa distorsi penglihatan yang semakin kabur pada stadium insipiens pembentukkan katarak, disertai penglihatan jauh makin kabur. Penglihatan dekat mungkin sedikit membaik, sehingga pasien dapat membaca lebih baik tanpa kaca mata (second sight).
C.    Katarak Juvenile.
Kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat-serat lensa sehingga biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft carahast. Mulai terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenil biasanya merupakan kelanjutan katarak kongenital.
D.   Katarak Komplikata.
Katarak jenis ini terjadi sekunder atau sebagai komplikasi dari penyakit lain. Penyebab katarak jenis ini adalah gangguan okuler, penyakit sistemik dan trauma (Sidarta, 2008, hal 107).
3.    ETIOLOGI
Penyebab pertama dari katarak adalah Proses Penuaan. Katarak dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
a.    Fisisk : dengan keadaan fisik seseorang semakin tua (lemah) maka akan mempengaruhi keadaan lensa
b.    Kimia : apabila mata terkena cahaya yang mengandung bahan kimia atau akibat paparan ultraviolet matahari pada lensa mata dapat menyebabkan katarak
c.     Usia : dengan bertambahnya usia seseorang,  maka fungsi lensa akan menurun mengakibatkan katarak
d.    Penyakit : meliputi trauma mata, seperti Uveitis (Andra 2013, Hal. 64)

4.    PATIFISIOLOGI
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan dari serabut halus multiple (sunula) yang memanjang dari badan siliar kesekitar daerah luar lensa, misalnya dapat menyebabkan penglihatan mengalami disorbsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi sehingga mengaburkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya masuk ke retina.
Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang berbeda dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemik (seperti DM), namun sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal.

5.    MANIFESTASI KLINIS
a.    Tidak nyeri, pandangan kabur
b.    Persepsi bahwa lingkungan lebih redup (seakan-akan kacamata yang perlu dibersihkan)
c.     Penyebaran cahaya, penurunan sensitivitas kontras, sensivitas terhadap cahaya silau, dan penurunan akuitas visual
d.    Efek lain mencakup pergeseran miopi (kembali memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan dalam jarak dekat), mis. Membaca, cetakan dalam huruf kecil tanpa menggunakan kaca mata, Astigmatisme, Diplopia monokular (penfglihatan ganda), pergeseran warna (Lensa pada lansia menjadi jauh lebih absorben pada ujung biru spekrum), Brunessense (nilai warna bergeser menjauh, kuning kecoklat-coklatan) dan penurunan transmisi cahaya. (Brunner & Suddarth, Ed. 12)

6.    KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi penyakit katarak yaitu Strabismus dan bila katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan menimbulkan komplikasi penyakit glukoma.

7.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.    Derajat ketajaman penglihatan berbanding lurus dengan densitas katarak
b.    Uji ketajaman penglihatan Snellen
c.     Ofthalmoskopi
d.    Pemeriksaan Biomiroskopi Slit-Lamp

8.    PENATALKSANAAN
a.    Medis
Tidak ada terapi non bedah (obat, tetes mata, kacamata) yang dapat menyembuhkan katarak atau mencegah katarak yang terkait usia. Studi tidak menemukan adanya manfaat dari suplement antioksidan, Vit. C dan E, Betakaroten, dan selenium. Kacamata atau lensa katarak, lensa bifokal, atau lensa pembesar dapat meningkatkan pandangan. Midriatik dapat digunakan dalam jangka pendek, tetapi cahaya silau semakin besar.
b.    Bedah
Secara umum jika penurunan akibat katarak tidak mengganggu aktivitas normal, pembedahan mungkin tidak dibutuhkan dalam memutuskan kapan pembedahan katarak akan dilakukan, status fungsional dalam status visual. Pasien harus menjadi pertimbangan utama. Pilihan bedah mencakup fakoemulsifikasi (metode pembedahan katarak ekstrakapsular) dan penempatan lensa (kacamata afakik, lensa kontak, dan lensa intraokular yang ditanam). Katarak diangkat dibawah pengaruh anestesia lokal pada pasien rawat jalan. Apabila kedua mata mengalami katarak, salah satu mata ditangani terlebih dahulu, denganjeda minimal beberapa minggu, lebih bai beberapa bulan, baru kemudia dilakukan penanganan yang kedua.
c.     Keperawatan
Ø  Tunda pemberian antikoagulan yang diterima pasien jika dibenarkan secara medis, dalam beberap kasus, tetapi antikoagulan dapat diteruskan
Ø  Berikan obat tetes pendilatasi setiap 10 menit untuk 4 dosis, minmal 1 jam sebelum pembedahan. Obat tetes antibiotik kortikosteroid, dan obat tetes anti inflamasi. Obat tetes anti inflamasi dapat diberikan secara profilaksis untuk mencegah inflamasi dan infeksi setelah pembedahan
Ø  Berikan intruksi lisan dan tulisan dan bagaimana melindungi mata, memberikan obat, mengenali tanda-tanda komplikasi, dan mendapatkan perawatan darurat
Ø  Jelaskan bahwa ketidaknyamanan yang dirasakn seharusnya minimal setelah pembedahan, dan instruksikan untuk menggunakan agens analgesik ringan, seperti Asetaminofen sesuai kebutuhan
Ø  Tetes mata atau saleb antibiotik, anti inflamasi dan kortikosteroid diresepkan pasca operasi. (Brunner & Suddarth. Ed 12)



DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Susanne C. (2011). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Brunner & Suddarth) Ed. 12. Jakarta : EGC.
M. Wilkinson, Judith dan Nancy R. Ahern. (2011). Buku Saku Diagnosis : Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC
Blackwell, wiley. (2014). Nursing Daignoses Definitions and Classification. India : SPi Publisher Services
Moorhead, sue. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC) : Measurement of Health Outcomes. USA : Elsevier Mosby
Bulechek, Gloria M. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC). USA : Elsevier Mosby




BASIS DATA



Hai Viewers.. Kali ini saya akan membahas tentang Basis Data atau dalam bahasa Inggrisnya Data Base.. Dan pastinya ini tidak ada kaitannya dengan judul blognya (Maklum, tugas dari dosen, mau nggak mau harus diposting di sini.. hehe). Tanpa memperpanjang cuap-cuap kita langsung aja kita to the point.. Check It Out..
BASIS DATA
PENGERTIAN
Pangkalan data atau basis data (bahasa Inggris: database), atau sering pula dieja basisdata, adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBMS). Sistem basis data dipelajari dalam ilmu informasi.
Istilah "basis data" berawal dari ilmu komputer. Meskipun kemudian artinya semakin luas, memasukkan hal-hal di luar bidang elektronika, artikel ini mengenai basis data komputer. Catatan yang mirip dengan basis data sebenarnya sudah ada sebelum revolusi industri yaitu dalam bentuk buku besar, kuitansi dan kumpulan data yang berhubungan dengan bisnis.
Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur basis data: ini dikenal sebagai model basis data atau model data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah layman mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi yang sebenarnya menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili denga menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti model hierarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.
Istilah basis data mengacu pada koleksi dari data-data yang saling berhubungan, dan perangkat lunaknya seharusnya mengacu sebagai sistem manajemen basis data (database management system/DBMS). Jika konteksnya sudah jelas, banyak administrator dan programer menggunakan istilah basis data untuk kedua arti tersebut.

LINGKUNGAN BASIS DATA
Lingkungan basis data adalah sebuah habitat di mana terdapat basis data untuk bisnis. Dalam lingkungan basis data, pengguna memiliki alat untuk mengakses data. Pengguna melakukan semua tipe pekerjaan dan keperluan mereka bervariasi seperti menggali data (data mining), memodifikasi data, atau berusaha membuat data baru. Masih dalam lingkungan basis data, pengguna tertentu tidak diperbolehkan mengakses data, baik secara fisik maupun logis. (Koh, 2005, dalam Janner Simarmata & Imam Paryudi 2006: 33).

TAHAPAN PERANCANGAN BASIS DATA
Perancangan basis data merupakan upaya untuk membangun sebuah basis data dalam suatu lingkungan bisnis. Untuk membangun sebuah basis data terdapat tahapan-tahapan yang perlu kita lalui yaitu :
1.     Perencanaan basis data
2.    Mendefinisikan sistem
3.    Analisa dan mengumpulkan kebutuhan
4.    Perancangan basis data
5.    Perancangan aplikasi
6.    Membuat prototipe
7.    Implementasi
8.    Konversi data
9.    Pengujian
10.  Pemeliharaan operasional

BAHASA PADA BASIS DATA
Terdapat dua jenis bahasa komputer yang digunakan saat kita ingin membangun dan memanipulasi sebuah basis data, yaitu:
1.     Data Definition Language (DDL)
2.    Data Manipulation Language (DML)

PERANGKAT LUNAK BASIS DATA
Perangkat lunak basis data yang banyak digunakan dalam pemrograman dan merupakan perangkat basis data aras tinggi (high level):




Selain perangkat lunak di atas, terdapat juga perangkat lunak pemrograman basis data aras rendah (low level), diantaranya:

JARINGAN KOMPUTER

Hai Viewers.. Disini saya akan menjelaskan tentang Jaringan Komputer. Yaahh.. agak sedikit melenceng sih dari judul blognya.. tapi tidak ada salahnya dong apabila kita membahas sesuatu yang bermanfaat bagi kita.. okeh deh tampa bercuap-cuap panjang langsung aja kita bahas.. Check It Out 
JARINGAN KOMPUTER
DEFINISI
Jaringan komputer (jaringan) adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi (surel, pesan instan), dan dapat mengakses informasi(peramban web). Tujuan dari jaringan komputer adalah agar dapat mencapai tujuannya, setiap bagian dari jaringan komputer dapat meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta/menerima layanan disebut klien (client) dan yang memberikan/mengirim layanan disebut peladen (server). Desain ini disebut dengan sistem client-server, dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan computer.
Dua buah komputer yang masing-masing memiliki sebuah kartu jaringan, kemudian dihubungkan melalui kabel maupun nirkabel sebagai medium transmisi data, dan terdapat perangkat lunak sistem operasi jaringan akan membentuk sebuah jaringan komputer yang sederhana. Apabila ingin membuat jaringan komputer yang lebih luas lagi jangkauannya, maka diperlukan peralatan tambahan seperti Hub, Bridge, Switch, Router, Gateway sebagai peralatan interkoneksinya.
 KLASIFIKASI
Klasifikasi jaringan komputer terbagi menjadi :
1.       Berdasarkan geografisnya, jaringan komputer terbagi menjadi Jaringan wilayah lokal atau Local Area Network (LAN), Jaringan wilayah metropolitan atau Metropolitan Area Network (MAN), dan Jaringan wilayah luas atau Wide Area Network (WAN). Jaringan wilayah lokal]] merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau tempat yang berukuran sampai beberapa 1 - 10 kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan stasiun kerja (workstation) dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya (misalnya pencetak (printer) dan saling bertukar informasi. Sedangkan Jaringan wilayah metropolitan merupakan perluasan jaringan LAN sehingga mencakup satu kota yang cukup luas, terdiri atas puluhan gedung yang berjarak 10 - 50 kilometer. Kabel transmisi yang digunakan adalah kabel serat optik (Fiber Optic). Jaringan wilayah luas Merupakan jaringan antarkota, antar propinsi, antar negara, bahkan antar benua. Jaraknya bisa mencakup seluruh dunia, misalnya jaringan yang menghubungkan semua bank di Indonesia, atau jaringan yang menghubungkan semua kantor Perwakilan Indonesia di seluruh dunia. Media transmisi utama adalah komunikasi lewat satelit, tetapi banyak yang mengandalkan koneksi serat optik antar negara.
2.       Berdasarkan fungsi, terbagi menjadi Jaringan Klien-server (Client-server) dan Jaringan Ujung ke ujung (Peer-to-peer). Jaringan klien-server pada ddasaranya ada satu komputer yang disiapkan menjadi peladen (server) dari komputer lainnya yang sebagai klien (client). Semua permintaan layanan sumberdaya dari komputer klien harus dilewatkan ke komputer peladen, komputer peladen ini yang akan mengatur pelayanannya. Apabila komunikasi permintaan layanan sangat sibuk bahkan bisa disiapkan lebih dari satu komputer menjadi peladen, sehingga ada pembagian tugas, misalnya file-server, print-server, database server dan sebagainya. Tentu saja konfigurasi komputer peladen biasanya lebih dari konfigurasi komputer klien baik dari segi kapasitas memori, kapasitas cakram keras {harddisk), maupun kecepatan prosessornya. Sedangkan jaringan ujung ke ujung itu ditunjukkan dengan komputer-komputer saling mendukung, sehingga setiap komputer dapat meminta pemakaian bersama sumberdaya dari komputer lainnya, demikian pula harus siap melayani permintaan dari komputer lainnya. Model jaringan ini biasanya hanya bisa diterapkan pada jumlah komputer yang tidak terlalu banyak, maksimum 25, karena komunikasi akan menjadi rumit dan macet bilamana komputer terlalu banyak.
3.       Berdasarkan topologi jaringan, jaringan komputer dapat dibedakan atas :
a.       Topologi bus
b.      Topologi bintang
c.       Topologi cincin
d.      Topologi mesh
e.      Topologi pohon
f.        Topologi linier
4.       Berdasarkan distribusi sumber informasi/data
a.       Jaringan terpusat
Jaringan ini terdiri dari komputer klien dan peladen yang mana komputer klien yang berfungsi sebagai perantara untuk mengakses sumber informasi/data yang berasal dari satu komputer peladen.
b.      Jaringan terdistribusi
Merupakan perpaduan beberapa jaringan terpusat sehingga terdapat beberapa komputer peladen yang saling berhubungan dengan klien membentuk sistem jaringan tertentu.
5.       Berdasarkan media transmisi data
a.       Jaringan berkabel (Wired Network)
Pada jaringan ini, untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lain diperlukan penghubung berupa kabel jaringan. Kabel jaringan berfungsi dalam mengirim informasi dalam bentuk sinyal listrik antar komputer jaringan.
b.      Jaringan nirkabel(Wi-Fi)
Merupakan jaringan dengan medium berupa gelombang elektromagnetik. Pada jaringan ini tidak diperlukan kabel untuk menghubungkan antar komputer karena menggunakan gelombang elektromagnetik yang akan mengirimkan sinyal informasi antar komputer jaringan.