Senin, 10 November 2014

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN BRONCHITIS CHRONIC



LAPORAN PENDAHULUAN
SISTEM RESPIRASI


DISUSUN

O
L
E
H

KELOMPOK  4





Dosen Pengampu                :  Ns. Fakriatul Falah, S.Kep.,M.Kep







SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR
PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN 2013/2014

KATA PENGANTAR
        Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah  ini.

Dalam penugasan  ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih  kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.

Penulis  menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun, sangat penulis harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini, sehingga makalah ini dapat bermanfaat seperti yang penulis harapkan. Pada akhir kata, penulis ucapkan terima kasih.






                                                                                                   Makassar,28 Juni 2014   


BAB 1
PENDAHULUAN
1.    LATAR BELAKANG
Bronchitis adalah salah satu penyakit pada paru – paru yang peradangannya menyerang broncus dengan prevalensi kesakitan di Indonesia cukup besar jumlahnya. Hal ini disebabkan karena peningkatan pertumbuhan industri yang mengakibatkan terjadinya polusi udara, juga menignkatnya angka perokok.
Bronchitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis) bronkus lokar yang bersifat patologis dan berjalan kronik.  Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan – perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen – elemen elastis dan otot – otot polos bronkus. Bronkus yang terkena umumnya bronkus kecil, sedangkan bronkus besar sering terjadi.
Bronchitis Cronic dan Emfisema Paru sering terdapat bersama – sama pada seorang pasien, dalam keadaan lanjut penyakit ini sering menyebabkan obstruksi saluran napas yang menetap yang dinamakan Cronic Obstructive Pulmonary Disease

2.   TUJUAN
a.    Tujuan Umum
Mahasiswa mendapat gambaran dan pengalaman tentang penetapan proses asuhan keperawatan secara komperhensif terhadap klien bronchitis kronis ini.

b.    Tujuan Khusus
§  Melakuakn pengkajian keperawatan kepada klien dengan Bronchitis Cronic
§  Merumuskan doagnosa keperawatan kepada klien Bronchitis Cronic
§  Merencanakan tindakan keperawatan kepada klien Bronchitis Cronic
§  Melaksanakan tindakan kolaborasi pada klien Bronchitis Cronic

BAB II
KONSEP MEDIS
A.  Epidemiologi
1.     Anak laki-laki lebih sering daripada perempuan,
2.    Setelah pubertas, perempuan sedikit lebih sering, sekitar 8% dari populasi orang dewasa di amerika serikat memiliki tanda dan gejala yang konsisten dengan diagnosis asma (300 juta di seluruh dunia),
3.    Biasanya terjadi sejak kecil,
4.    Prevalensi meningkat lebih dari 45% sejak akhir 1970-an,
5.    Peningkatan cepat terjadi pada negara yang baru mengadopsi gaya hidup industrial.

B.   Definisi
Bronkitis kronis didefinisikan sebagai adanya batuk produktif yang berlangsung 3 bulan dalam satu tahun selama 2 tahun berturut-turut. (Bruner & Suddarth, 2002).
Istilah bronchitis kronis menunjukkan kelainan pada bronchus yang sifatnya menahun (berlangsung lama) dan disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari luar bronchus maupun dari bronchus itu sendiri, merupakan keadaan yang berkaitan dengan produksi mukus trakeobronkial yang berlebihan sehingga cukup untuk menimbulkan batuk dengan ekspektorasi sedikitnya 3 bulan dalam setahun untuk lebih dari 2 tahun secara berturut-turut.

C.  Etiologi
1. Infeksi: Virus (morbili, pneumonia variola), Staphylococcus (stafilokokus), Streptococcus (streptokokus), Pneumococcus (pneumokokus), Haemophilus influenza
2.    Alergi
3.    Rangsangan lingkungan, misal: asap pabrik, asap mobil, asap rokok, dll.
 
D.  Patofisiologi dan Penyimpangan KDM



E.   Penanganan
Pada bronkitis akut, tidak ada terapi spesifik, sebagian besar penderita sembuh tanpa banyak masalah. Pada bayi kecil, drainase paru dipermudah dengan cara perubahan posisi. Anak yang lebih tua lebih enak dengan kelembapan tinggi. Anak dengan serangan bronkitis akut berulang perlu dievaluasi dengan cermat untuk kemungkinan anomali saluran pernafasan, benda asing, bronkiektasia, defisiensi imun, TBC, alergi sinusitis.
1.     Tindakan Perawatan
Pada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan mengeluarakan lendir :
§  Sering mengubah posisi
§  Banyak minum
§  Inhalasi
§  Nebulizer
2.    Tindakan Medis :
§  Jangan beri obat antihistamin berlebih
§  Beri antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bacterial
§  Dapat diberi efedrin 0,5 – 1 mg/KgBB tiga kali sehari
§  Chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedatif


F.   Komplikasi
1.     Otitis Media Akut
2.    Sinusitis Maksilaris
3.    Pneumonia

Minggu, 02 November 2014

ASUHAN KEPERAWATAN BRONCHITIS

BAB 1
PENDAHULUAN
1.     LATAR BELAKANG
Bronchitis adalah salah satu penyakit pada paru – paru yang peradangannya menyerang broncus dengan prevalensi kesakitan di Indonesia cukup besar jumlahnya. Hal ini disebabkan karena peningkatan pertumbuhan industri yang mengakibatkan terjadinya polusi udara, juga menignkatnya angka perokok.
Bronchitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis) bronkus lokar yang bersifat patologis dan berjalan kronik.  Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan – perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen – elemen elastis dan otot – otot polos bronkus. Bronkus yang terkena umumnya bronkus kecil, sedangkan bronkus besar sering terjadi.
Bronchitis Cronic dan Emfisema Paru sering terdapat bersama – sama pada seorang pasien, dalam keadaan lanjut penyakit ini sering menyebabkan obstruksi saluran napas yang menetap yang dinamakan  Cronic Obstructive Pulmonary Disease

2.    TUJUAN
a.    Tujuan Umum
Mahasiswa mendapat gambaran dan pengalaman tentang penetapan proses asuhan keperawatan secara komperhensif terhadap klien bronchitis kronis ini.

b.    Tujuan Khusus

  •  Melakuakn pengkajian keperawatan kepada klien dengan Bronchitis Cronic
  • Merumuskan doagnosa keperawatan kepada klien Bronchitis Cronic
  • Merencanakan tindakan keperawatan kepada klien Bronchitis Cronic
  • Melaksanakan tindakan kolaborasi pada klien Bronchitis Cronic




BAB II
KONSEP MEDIS
A.   Epidemiologi
1.     Anak laki-laki lebih sering daripada perempuan,
2.    Setelah pubertas, perempuan sedikit lebih sering, sekitar 8% dari populasi orang dewasa di amerika serikat memiliki tanda dan gejala yang konsisten dengan diagnosis asma (300 juta di seluruh dunia),
3.    Biasanya terjadi sejak kecil,
4.    Prevalensi meningkat lebih dari 45% sejak akhir 1970-an,
5.    Peningkatan cepat terjadi pada negara yang baru mengadopsi gaya hidup industrial.

B.    Definisi
Bronkitis kronis didefinisikan sebagai adanya batuk produktif yang berlangsung 3 bulan dalam satu tahun selama 2 tahun berturut-turut. (Bruner & Suddarth, 2002).
Istilah bronchitis kronis menunjukkan kelainan pada bronchus yang sifatnya menahun (berlangsung lama) dan disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari luar bronchus maupun dari bronchus itu sendiri, merupakan keadaan yang berkaitan dengan produksi mukus trakeobronkial yang berlebihan sehingga cukup untuk menimbulkan batuk dengan ekspektorasi sedikitnya 3 bulan dalam setahun untuk lebih dari 2 tahun secara berturut-turut.

C.   Etiologi
1.     Infeksi: Virus (morbili, pneumonia variola), Staphylococcus (stafilokokus), Streptococcus (streptokokus), Pneumococcus (pneumokokus), Haemophilus influenza
2.     Alergi
3.    Rangsangan lingkungan, misal: asap pabrik, asap mobil, asap rokok, dll.

D.  Patofisiologi dan Penyimpangan KDM

E.    Penanganan
Pada bronkitis akut, tidak ada terapi spesifik, sebagian besar penderita sembuh tanpa banyak masalah. Pada bayi kecil, drainase paru dipermudah dengan cara perubahan posisi. Anak yang lebih tua lebih enak dengan kelembapan tinggi. Anak dengan serangan bronkitis akut berulang perlu dievaluasi dengan cermat untuk kemungkinan anomali saluran pernafasan, benda asing, bronkiektasia, defisiensi imun, TBC, alergi sinusitis.
1.     Tindakan Perawatan
Pada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan mengeluarakan lendir :

  • Sering mengubah posisi
  • Banyak minum
  • Inhalasi
  • Nebulizer
2.    Tindakan Medis :

  •  Jangan beri obat antihistamin berlebih
  • Beri antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bacterial
  • Dapat diberi efedrin 0,5 – 1 mg/KgBB tiga kali sehari
  • Chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedatif

F.    Komplikasi
1.     Emfisema
Emfisema adalah akibat dari pelebaran sebagian atau seluruh bagian dari asinus alveoli yang disertai dengan kerusakan dari sel pernapasan.
2.    Asma Bronkhial
Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus. ( Huddak & Gallo, 1997 )




BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.   PENGKAJIAN RIWAYAT  / ANAMNESIS :
1.     Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada klien apakah klien pernah atau sedang menderita sesuatu penyakit lainnya dan pernah mengalami penyakit yang sama sebelumya. Dan tanyakan juga tindakan apa saja yang telah dilakukan serta obat apa saja yang telah dikonsumsi.
2.    Riwayat Penyakit Sekarang
Klien pada umumnya mengeluh sering Batuk.
3.    Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji apakah ada keluarga klien yang sedang atau pernah mengalami penyakit yang sama dengan penyakit klien. Dan tanyakan apakah ada anggota keluarga klien yang mempunyai penyakit berat lainnya.
4.    Aktifitas Sehari – Hari Dirumah
Kaji pola Makan, Minum, Eliminasi BAB, Eliminasi BAK, Istirahat Tidur dan Kebiasaan Klien.
5.    Riwayat Psikososial – Spiritual
§  Psikologis                   :  Apakah klien menerima penyakit yang dideritanya atau menarik diri ?
§  Social               :  Bagaimana interaksi klien terhadap lingkungan sekitar sebelum dan selama sakit. Dan apakah klien dapat peradaptasi dengan lingkungan baru (rumah sakit) ?
§  Spiritual            :  Apakah dan bagaimana klien mengerjakan ibadahnya saat sakit ?

B.    PENGKAJIAN FOKUS UNTUK SISTEM RESPIRASI :
1.     Inspeksi             :  Biasanya pada klien bronkhitis terjadi sesak, bentuk dada barrel chest, kifosis.
2.    Palpasi              :  Iga lebih horizontal.
3.    Perkusi             :  dada hipersonor, peranjakan hati mengecil, batas paru hati lebih rendah, pekak jantung berkurang.
4.   Auskultasi          :  Adakah kemungkinan terdapat bunyi napas tembahan, biasanya terdengar ronchi.




C.   PENGKAJIAN LAIN – LAIN :
1.     Pemeriksaan Gas Darah
Gas darah arteri memungkinkan utnuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gas darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat penyakit,
Ukuran-ukuran dalam analisa gas darah:
§  PH normal 7,35-7,45
§  Pa CO2 normal 35-45 mmHg
§  Pa O2 normal 80-100 mmHg
§  Total CO2 dalam plasma normal 24-31 mEq/l
§  HCO3 normal 21-30 mEq/l
§  Base Ekses normal -2,4 s.d +2,3
§  Saturasi O2 lebih dari 90%.

2.    Pemeriksaan Diagnostik
§  Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan foto thoraks posterior-anterior dilakukan untuk menilai derajat progresivitas penyakit yang berpengaruh menjadi penyakit paru obstruktif menahun.
§  Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya perubahan pada peningkatan eosinofil (berdasarkan pada hasil hitung jenis darah).
§  Pemeriksaan Sputum
Sputum diperiksa secara makroskopis untuk diagnosis banding dengan tuberculosis paru.






D.   DIAGNOSA KEPERAWATAN
No.
Data
Diagnosa
Domain
Kode
1.
DS :
-       Dyspnea
DO :
-       Sianosis
-       Sputum berlebihan
Ketidakefektifan pembersihan jalan napas b.d Obstruksi jalan napas
Aktivitas / Istirahat
00031
2.
DS :
-       Dypsnea
DO :
-       Gas darah arteri yang tidak normal
-       Ph arteri yang tidak normal
-       Hiperkapnia
Gangguan pertukaran gas  b.d ketidakseimbangan Perfusi-Ventilasi
Eliminasi dan pertukaran
00030
3.
DS :
-       Mengungkapkan masalah secara verbal
DO :
-       Tidak mengikuti intruksi yang diberikan secara adekuat
Defisiensi pengetahuan b.d keterbatasan kognitif
Persepsi / Kognisi
00126





E.    INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Ketidakefektifan pembersihan jalan napas b.d Obstruksi jalan napas
þ  Mempertahankan jalan napas dengan bunyi napas jelas / bersih.
þ  Menunjukkan Status Pernapasan : ventilasi Tidak terganggu dengan Skala 5 (tidak ada gangguan)
þ  Menunjukkan tidak adanya gangguan status Pernapasan : Ventilasi, dengan Skala 5
þ  Manajemen jalan napas buatan
þ  Manajemen jalan napas
þ  Bantuan ventilasi
þ  Pemantauan tanda vital
Gangguan pertukaran gas  b.d ketidakseimbangan Perfusi-Ventilasi
þ  Gangguan pertukaran gas akan berkurang, yang dibuktikan tidak terganggunya status pernapasan : Ventilasi, Perfusi Jaringan Paru dan TTV
þ  Manajemen jalan napas
þ  Ventilasi mekanis
þ  Terapi oksigen
þ  Pemantauan pernapasan
þ  Pemantauan tanda vital
Defisiensi pengetahuan b.d keterbatasan kognitif
þ  Mengatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan tindakan.
þ  Penyuluhan : Proses penyakit
þ  Penyuluhan : Individual
þ  Penyuluhan : Obat Resep